Skip to main content

Peradaban Yahudi

      Kaum Yahudi atau yang disebut juga Bani Israil menjadi salah satu kaum yang paling sering disebutkan dalam Al Quran, bukan sesuatu yang kebetulan dan tanpa maksud pastinya, karena mustahil di dalam Al Quran terdapat hal yang sia-sia. Melainkan disitu terdapat Isyarat dari Allah SWT. Bagi kaum Muslimin, agar mereka bisa mengambil pelajaran, karena sungguhnya didalam kisah-kisah mereka mengandung banyak sekali pelajaran; Bagaimana kekufuran mereka terhadap nikmat Allah yang mengakibatkan mereka di azab, dari mereka ada yang di ubah menjadi kera, dan ada pula yang di ubah menjadi babi. Serta bagaimana kerewelan mereka terhadap perintah para Nabi, hingga akibatnya kemurkaan Allah SWT. dijatuhkan kepada mereka. 

      Dalam sejarahnya bangsa yahudi memiliki kaitan erat dengan kaum muslim. Satu kaidah yang harus selalu diingat oleh kaum muslimin terkait tentang bangsa satu ini, yaitu bahwa bangsa Yahudi sekali-kali tidak akan pernah ridha dengan kaum muslimin hingga kaum muslimin mengikuti mereka, Sebagaimana firman Allah " Dan orang-orang yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka " (al Baqarah:120). Jadi bisa dikatakan orang Yahudi telah menjadi musuh abadi bagi umat Islam sampai hari kiamat nanti. Dan hal menarik lain dalam ayat ini adalah bagaimana Allah swt. memilih penggunaan kata Yahudi lebih dulu daripada kata Nasrani. Ini seakan menegaskan bahwa permusuhan orang Yahudi terhadap kaum Muslimin, jauh lebih besar dibanding permusuhan orang-orang Nasrani terhadap kaum muslimin, dan hal ini sesuai dengan firman Allah swt. " Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi, dan orang-orang musyrik. Dan pasti akan kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata " sesungguhnya kami adalah orang Nasrani". (Al Maidah:82). 

    Dalam perjalanannya, bangsa Yahudi memang menjadi salah satu kaum yang diperhitungkan didunia, bagaimana mereka berulangkali mampu membentuk peradaban yang kuat meskipun umumnya jumlah mereka relatif lebih sedikit daripada jumlah umat-umat yang lain, karena bangsa ini memiliki prinsip; semakin banyak anak maka semakin merepotkan, olehkarenanya mereka tidak suka bila punya banyak anak. Namun dengan berpedoman dengan kitab peninggalan nabi-nabi mereka yang telah banyak mereka rubah, sekaligus dengan kecerdasan yang mereka miliki, bangsa Yahudi mampu mengambil peran besar dalam semua lini kehidupan, termasuk juga dalam roda pemerintahan, bagaimana mereka dengan liciknya mampu mendekati raja-raja yang ada dan kemudian mempegaruhi mereka dalam menentukan kebijakan-kebijakan pemerintahan. 

     Salah satu bukti lain, bagaimana bangsa Yahudi sejak dulu telah berhasil mengambil perannya dalam segala lini kehidupan, adalah ketika awal-awal Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam hijrah kemadinah al munawwarah, beliau mendapati pasar Madinah ketika itu tengah dikuasai oleh orang-orang Yahudi, atau dengan kata lain perekonomian kota Madinah yang dulunya disebut kota Yasrib saat itu tengah didominasi oleh bangsa Yahudi dengan sistem andalan mereka yaitu sistem riba. Hingga akhirnya Nabi sallahu'alaihi wasallam mampu membangun perekonomian Madinah bersama para sahabatnya hingga akhirnya bisa menandingi dan mengalahkan bangsa Yahudi kala itu. 

      Satu hal lain yang perlu diketahui oleh kaum Muslimin, bahwa bangsa Yahudi akan tetap kuat untuk terus merongrong dan menyusahkan umat Islam selama mereka memiliki sekutu, dan sekutu terdekat mereka adalah orang-orang munafik. Sebagaimana telah tercatat dalam sejarah, dikala peristiwa pengusiran Yahudi bani Nadhir dari Madinah, Diriwayatkan bahwa setelah sepak terjang bangsa Yahudi di madinah sangat meresahkan kaum muslimin, dan pelanggaran-pelanggaran mereka terhadap perjanjian yang telah disepakati. Akhirnya Rasulullah memutuskan untuk mengusir mereka dari Madinah, beliau memberi waktu bagi mereka sekitar satu minggu untuk meninggalkan kota Madinah dan diperbolehkan membawa seluruh harta yang mereka miliki kecuali senjata. Hampir-hampir saja mereka hengkang meninggalkan Madinah, namun akhirnya niat itu di urungkan setelah salah seorang pemimpin orang munafik yang bernama Abdullah bin ubay min salul mengatakan kepada mereka " Sungguh jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu".( al Hasyr:11). Tetapi akhirnya bangsa Yahudi bani Nadhir tetap bisa di usir oleh Nabi dan sahabatnya dari kota Madinah dengan pertolongan Allah SWT. 

     Peradaban Yahudi akhirnya lambat laun mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhannya di jazirah Arab, dan tergantikan dengan peradaban baru yaitu peradaban Islam yang berdasar dengan bimbingan Wahyu. Hingga puncak keruntuhan itu akhirnya terjadi, ketika seluruh benteng-beteng yahudi yang kokoh yang berada di Khoibar mampu ditaklukkan oleh Nabi Muhammad Saw. beserta kaum Muslimin dengan izin Allah SWT. dan seluruh penghuninya mengaku kalah dan memilih hengkang meninggalkan Khoibar, kecuali hanya beberapa orang yang memutuskan tetap tinggal menerima menjadi pengolah ladang dibawah kekuasaan Islam yang di pimpin langsung dikala itu oleh baginda Muhammad SAW. dan baru kemudian di zaman Amirul Mukminin Umar ra. Seluruh bangsa Yahudi diusir dari jazirah Arab setelah Umar ra. tahu sabdah Rasulullah bahwa "tidak boleh ada dua agama di Jazirah Arab". Itulah masa dimana Yahudi benar-benar hengkang dari Jazirah Arab, dan dengan itu akhirnya Jazirah Arab sepenuhnya dapat di pimpin oleh umat Islam. 

      Namun, sebagaimana kaidah yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Kaum Yahudi sekali-kali tidak akan pernah ridha terhadap Agama Islam hingga umat Islam meninggalkan agama mereka dan mengikuti agama Yahudi. Segala makar pun mereka lakukan untuk meruntuhkan eksistensi Islam, segala bentuk fitnah di layangkan, api peperangan di korbarkan, perpecahan-perpecahan ditimbulkan dikalangan Umat muslim, walaupun mereka harus berpura-pura menjadi seorang Muslim, sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah bin Saba', yang karena ulah sang konspirator Yahudi ini, Maka muncullah sekte-sekte pemikiran dan akidah seperti Syi'ah, yang sesat dan menyimpang dari aqidah Islam yang lurus. Akan tetapi janji Allah tetaplah janji Allah, bahwa Allah pasti akan menjaga agama ini, meskipun segala macam cara dilakukan untuk memadamkan cahayanya, Allah SWT. Akan tetap menjaga agama ini meskipun orang-orang kafir dan musyrik membencinya. 

      Usaha bangsa Yahudi seperti tidak ada habisnya, justru kedengkian mereka terhadap umat Islam semakin menjadi-jadi, ketika mereka melihat Islam telah berhasil menjangkau segala penjuru dunia, mulai dari dataran Cina di arah timur hingga Andalusia di dataran barat. Segala bentuk konspirasi untuk penghapusan eksistensi umat Islam dilakukan, akibatnya Pergolakan pun seakan tidak ada habisnya, ada umat yang runtuh adapula umat yang bangkit, dan begitulah memang sunnatullah berlaku " Dan masa (Kejayaan dan kehancuran) itu, kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikannya (gugur sebagai) Syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. (Ali Imran:140). 

     Dan nampaknya usaha mereka akhirnya berhasil, tepatnya pada tahun 1924 M. dengan melalui kader pilihan mereka yang bernama Musthafa Kemal bangsa Yahudi akhirnya mampu menutup lembaran peradaban gemilang umat Islam dengan memusnahkan sistem kekhilafahan terakhir umat Islam diturki atau yang lebih dikenal dengan Otoman, dan diganti dengan sistem buatan mereka yaitu sistem Sekuler. Salah seorang cedikiawan dan pakar sejarah muslim yang bernama DR. Abdul Halim Uwais menuturkan dalam salah satu karyanya tentang hal ini dengan mengatakan " “Dan Yahudi melipat akhir lembaran kita yang bercahaya” (Dirasah Lisuquth Tsalatsin Daulah Islamiyyah). maka peradaban yang kita rasakan saat ini adalah peradaban Yahudi. 

      Maka benar ketika Rasulullah mensabdahkan " ‘Sungguh kalian akan mengikuti jejak-jejak umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk kedalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk kedalamnya". Mereka ( para sahabat) bertanya: ' wahai Rasulullah , apakah kaum Yahudi dan Nasrani ?' beliau bersabdah : 'siapa lagi ?( HR. Bukhori dan Muslim). Bukankah sudah bukan rahasia lagi, bahwa sebuah umat yang kalah pasti akan mengikuti umat yang menang ? Ibnu Khuldun berkata " Yang kalah terkagum selamanya dengan cara mengikuti yang menang; pada semboyannya, pakaiannya, cara hidupnya, dan seluruh keadaan serta kebiasaannya". Dan umat Islam saat inni dalam keadaan kalah, maka tidak heran bilaumat Islam banyak mmeniru kebiasaan-kebiasaan Yahudi, dan tidak harus Islam masuk agama Yahudi agar mereka senang, tapi cukup hanya dengan umat Islam mengikuti kebiasaan mereka , mereka sudah sangat senang, maka apakah kita tetap bersedia menyenangkan mereka, dan menerima kekalahan ini wahai umat Islam ? jika tidak maka jadilah pelopor kebangkitan agama ini, sesungguhnya kemenangan sangat dekat bagi mereka yang mau berusaha dan berjuang dengan seizin Allah, semoga Allah segera mengembalikan kejayaan agama ini. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Apa Arti 'Tsabat' ?

Tsabat (الثبات) berasal dari kata 'ثبت' yang berarti tetap, mantap dan stabil. Tsabat terhadap pendapat (الثبات على الرأي) berarti konsisten dalam pendirian. Sedang Tsabatnya pemahaman (ثبات المفاهيم) artinya pemahaman yang mantap lagi kokoh.    Allah swt banyak menyebutkan kata tsabat dalam Al Quran,  diantaranya Allah berfirman : (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ) "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat". [Surat Ibrahim 27] (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ) "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." [Surat Muhammad 7]   Maka hakikatnya Tsabat merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah swt, bagi mereka yang mau mengusahakannya. Oleh karenanya Rasulullah saw ...

Umar : Apa Aku Termasuk Orang Munafik ?

 Salah satu golongan manusia yang dikatakan Celaka dalam Al Qur'an adalah golongan orang-orang munafik, dengan dijanjikan bagi mereka ganjaran yang paling dahsyat yaitu akan ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka, dan mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun.(Qs.4:144).    Oleh karenanya, tidak heran bila kemudian  banyak dari kalangan sahabat yang sangat takut bila sampai dalam diri mereka terindikasi adanya sifat-sifat orang munafik. Terlebih lagi, telah menjadi ketentuan bahwa Rasulullah tidak pernah langsung memberi tahu siapa saja yang tergolong orang munafik dan siapa yang tidak, meskipun sebenarnya beliau tahu dan bisa saja langsung menyebutkan nama-nama orangnya dengan petunjuk wahyu agar segera bisa di tumpas karena mereka sebenarnya adalah musuh dalam selimut.      Namun demikian Rasulullah selama hidupnya tidak pernah memberitahukan kepada siapapun dari sahabatnya akan daftar orang-orang munafik, kecuali kepad...

Apa Itu 'Qawaid Fiqhiyah' ? (Part 1)

  Barangkali ilmu yang saat ini belum banyak diketahui olah umat muslim adalah Ilmu 'Qowaid Fiqhiyah'. Salah satu cabang Ilmu yang penting sebagi bekal dalam memutuskan sebuah perkara dalam masalah fiqih. Meskipun tidak sembarangan orang yang bisa menggunakannya, namun tidak ada salahnya bila hanya untuk sekedar tahu apa itu 'Qowaid Fiqhiyah'.   Qowaid Fiqhiyah sejatinya adalah Ilmu yang telah lama ada dan dipraktekkan sejak masa Rasulullah saw dan para sahabat. Namun seperti umumnya cabang Ilmu yang lain, kala itu Qowaid Fiqhiyah baru sebatas pengetahuan yang bersifat praktik, belum ada pembukuan secara khusus, terlebih karena Nash-nash Hadits merupakan bentuk langsung dari Kaidah-kaidah yang ada di Qowaid Fiqhiyah. Hingga akhirnya pada Abad Ke-4 Hijriyah, Qowaid Fiqhiyah mulai dicetuskan sebagai cabang Ilmu tersendiri.   Para Ulama' dari Madzhab Hanafi menjadi yang terdepan dalam masalah ini. Sebagaimana mereka juga menjadi madzhab pertama dari empat m...