Hari-hari ini kita di hebohkan dengan aksi nekat yang di lakukan oleh ribuan orang Ciamis yang di dominasi oleh santri dengan long march dari Ciamis menuju Jakarta yang jaraknya kurang lebih 262 KM. untuk memenuhi seruan Aksi Bela Islam 3. Tapi taukah anda bahwa aksi serupa ternyata juga pernah terjadi jauh sebelum terjadinya penistaan agama oleh Ahok ?
Tepatnya pada tanggal 9 November tahun 1948 M. Panglima Besar Soedirman mengeluarkan intruksi tentang pelaksanaan perintah penyusupan dan pembentukan “wehrkreise”, pasukan-pasukan Divisi Siliwangi yang berada di Jawa Tengah kembali ke tempat asal yaitu Jawa Barat. Hal ini di lakukan dalam upaya menyikapi Agresi Militer Kedua yang kembali diluncurkan Belanda Yang mengakibatkan pangkalan Udara Maguwo jatuh dalam hitungan menit, di susul beberapa jam kemudian Yogyakarta pun dikuasai, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta serta seluruh anggota kabinetnya ditangkap kemudian dibuang ke Ende.
Sejumlah 11 batalyon Divisi Siliwangi dengan keluarga mereka dan penduduk sipil lainnya mulai bergerak kembali ke Jawa Barat dengan berjalan kaki; oleh karenanya peristiwa ini dikenal dengan Long March Siliwangi. Banyak penderitaan yang mereka alami dalam perjalanan yang sangat berat dan panjang, di tambah mereka juga harus menghadapi serangan-serangan Belanda. Untung bahwa rakyat sepanjang jalan memberikan bantuan yang ikhlas, baik berupa informasi, penunjukan jalan, dan bahkan makanan.
Long March Siliwangi akhirnya sukses mencapai daerah yang telah ditentukan, yaitu Buahdua Sumedang. Dan akhirnya pada tanggal 10 November 1949 M. di lapang Darongdong yang ketika itu masih berupa sawah atau tegalan, dilakukan Upacara Kemerdekaan Penyematan Bintang Gerilya, pada tentara Siliwangi yang hijrah dari Jogjakarta ke Buahdua. Ini pertama kalinya dilakukan Republik Indonesia setelah kurang lebih 5 tahun bergelut dalam revolusi fisik. Turut hadir juga dalam peristiwa tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Untuk mengingat aksi heroik ini, dan monumentalnya peristiwa tersebut, di Darongong Sumedang dibangun sebuah monumen yang sangat megah seperti monumen Bandung LautanApi. Namun karena berada di pelosok desa, kemegahan monumen tersebut terlihat kontras dengan suasana sekitarnya. Dan karena kurang terekspose monumen yang ada jadi terasa kurang monumental.
*dari berbagai sumber
Comments
Post a Comment