Skip to main content

Semakin Tinggi, Awas Jatuh !

  Orang yang berilmu telah Allah janjikan dengan kedudukan yang tinggi.[Surat Al-Mujadilah:11]. Namun tahu kah bahwa, ibaratkan orang yang tengah naik pohon. Semakin tinggi ia memanjat, semakin kencang pula angin yang akan menghempasnya. Akibatnya ia pun harus semakin erat untuk berpegangan agar tidak jatuh.

  Maka seperti itu pula lah perumpamaan Ahli Ilmu. Tingginya derajat yang telah Allah berikan kepadanya, hendaknya tidak menjadikan ia terlena dan sombong, namun seyogyanya justru menjadikan ia lebih waspada, karena pasti ujian yang Allah berikan kepadanya akan jauh lebih berat, dan tinggi levelnya.

  Karena bagaimanapun, seorang Ahli Ilmu hanyalah manusia biasa. Bukan malaikat yang selalu taat. Mereka juga pasti berbuat salah dan dosa. Bahkan dalam sejarahnya, tidak sedikit Ulama' yang telah sampai pada level ilmu pemahaman yang tinggi, justru mereka melenceng dan 'keblinger' dari jalan yang benar, akibat diperdaya oleh setan. Akhirnya mereka mengakhiri hidup dengan 'Su'ul Khotimah' (akhir yang buruk). 

  Seorang ulama' terkemuka, selevel Imam Al Ghozzali bahkan pernah melenceng menurut banyak pendapat. Diakibatkan pemahamannya yang begitu berlebihan dalam hal filsafat dan ilmu kalam. Namun beruntung di akhir hayatnya Allah swt berikan ia hidayah hingga kembali ke Aqidah Ahlussunnah Wal Jam'ah. 

  Dan masih banyak contoh lain dari kehidupan para Ahli Ilmu. Yang mereka semasa hidupnya tekun beribadah, namun di akhir hayatnya Allah takdirkan mereka sesat sejauh-jauhnya, bahkan sampai ada yang lupa agama dan tuhan mereka. Maka benarlah apa yang disabdahlan Rasulullah saw :

فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ

"Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan ahli neraka, lantas ia memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, lantas ia memasukinya." (HR. Bukhari dan Muslim)

  Oleh karenanya dalam do'anya Rasulullah senantiasa memohon kepada Allah, mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berdo'a : 
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati di atas agama-Mu.”

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu.”

Wabillahit Taufiq wal Hidayah, waAllahu a'lam bis showab.
Lamongan, 24 Juni 2018

Comments

Popular posts from this blog

Apa Arti 'Tsabat' ?

Tsabat (الثبات) berasal dari kata 'ثبت' yang berarti tetap, mantap dan stabil. Tsabat terhadap pendapat (الثبات على الرأي) berarti konsisten dalam pendirian. Sedang Tsabatnya pemahaman (ثبات المفاهيم) artinya pemahaman yang mantap lagi kokoh.    Allah swt banyak menyebutkan kata tsabat dalam Al Quran,  diantaranya Allah berfirman : (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ) "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat". [Surat Ibrahim 27] (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ) "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." [Surat Muhammad 7]   Maka hakikatnya Tsabat merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah swt, bagi mereka yang mau mengusahakannya. Oleh karenanya Rasulullah saw ...

Umar : Apa Aku Termasuk Orang Munafik ?

 Salah satu golongan manusia yang dikatakan Celaka dalam Al Qur'an adalah golongan orang-orang munafik, dengan dijanjikan bagi mereka ganjaran yang paling dahsyat yaitu akan ditempatkan pada tingkatan paling bawah dari neraka, dan mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun.(Qs.4:144).    Oleh karenanya, tidak heran bila kemudian  banyak dari kalangan sahabat yang sangat takut bila sampai dalam diri mereka terindikasi adanya sifat-sifat orang munafik. Terlebih lagi, telah menjadi ketentuan bahwa Rasulullah tidak pernah langsung memberi tahu siapa saja yang tergolong orang munafik dan siapa yang tidak, meskipun sebenarnya beliau tahu dan bisa saja langsung menyebutkan nama-nama orangnya dengan petunjuk wahyu agar segera bisa di tumpas karena mereka sebenarnya adalah musuh dalam selimut.      Namun demikian Rasulullah selama hidupnya tidak pernah memberitahukan kepada siapapun dari sahabatnya akan daftar orang-orang munafik, kecuali kepad...

Apa Itu 'Qawaid Fiqhiyah' ? (Part 1)

  Barangkali ilmu yang saat ini belum banyak diketahui olah umat muslim adalah Ilmu 'Qowaid Fiqhiyah'. Salah satu cabang Ilmu yang penting sebagi bekal dalam memutuskan sebuah perkara dalam masalah fiqih. Meskipun tidak sembarangan orang yang bisa menggunakannya, namun tidak ada salahnya bila hanya untuk sekedar tahu apa itu 'Qowaid Fiqhiyah'.   Qowaid Fiqhiyah sejatinya adalah Ilmu yang telah lama ada dan dipraktekkan sejak masa Rasulullah saw dan para sahabat. Namun seperti umumnya cabang Ilmu yang lain, kala itu Qowaid Fiqhiyah baru sebatas pengetahuan yang bersifat praktik, belum ada pembukuan secara khusus, terlebih karena Nash-nash Hadits merupakan bentuk langsung dari Kaidah-kaidah yang ada di Qowaid Fiqhiyah. Hingga akhirnya pada Abad Ke-4 Hijriyah, Qowaid Fiqhiyah mulai dicetuskan sebagai cabang Ilmu tersendiri.   Para Ulama' dari Madzhab Hanafi menjadi yang terdepan dalam masalah ini. Sebagaimana mereka juga menjadi madzhab pertama dari empat m...