Dalam sebuat hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, bab: Mawâqit Ash-Shalah, hadits no. 525 [Fath Al-Bâri (2/11)] dan Imam Muslim: Bab Al-Fitan wa Al-Malâhim, hadits no. 144 dan Muslim, diceritaka bahwa suatu ketika Amiirul Mukminin Umar bin Al khothob ra. duduk-duduk bersama para sahabat dizamannya, yang disitu ada juga sahabat Hudzaifah bin Al Yaman ra.
Umar bertanya kepada para Sahabat " Adakah diantara kalian yang mengetahui sebuah hadits dari Rasulullah tentang Fitnah Akhir zaman ?". Sebagian sahabat menjawab "Benar kami mengetahuinya wahai Amiirul mukminin". Umar kemudian berkata " Apakah yang kalian maksud fitnah yang menimpa seorang laki-laki terkait keluarga, harta, anak, atau tetangganya yang dapat dilebur dengan shalat, puasa, sedekah, dan melakukan amar makruf dan nahi munkar ?" Sahabat menjawab : "Benar Wahai Amirul mukminin".
Umar berkata "bukan, bukan itu yang aku maksud, tetapi yang aku maksudkan, fitnah yang menerpa (umat Islam) laksana gelombang samudera.” Maka sahabat Khudzaifah berkata -yang sebelumnya belum ikut menjawab- " saya tahu wahai Amirul Mukminin ". Umar ra. Kembali bertanya " Apa yang engkau ketahui tentangnya wahai Khudzaifah ?".
Sahabat Khudzaifah menjawab " wahai Amirul mukminin, Rasulullah pernah bersabdah bahwa " Akan dihamparkan fitnah pada setiap hati bagaikan tikar yang terpotong-potong, barang siapa yang terkena fitnah itu maka dicatat dalam hatinya satu titik noda hitam, dan barang siapa yang mampu mengingkarinya maka dicatatlah dalam hatinya satu titik putih. ( Al Hadits).
Umar ra. kembali bertanya " Apa yang membatasi kita dengan fitnah itu wahai Khudzaifah ?". Sahabat Khudzaifah menjawab " Antara engkau dan fitnah itu ada pintu wahai Amirul mukminin ". Umar berkata "Apakah pintu itu akan dibuka ataukah didobrak wahai khudzaifah ?." Akan didobrak wahai Amirul mukminin" jawab hudzaifah.
Seakan Umar telah faham, bahwa dirinya merupakan pintu itu, pintu yang membatasi atara umat dengan fitnah dahsyat itu, Yang pintu itu bakal didobrak. Dan benar terbukti, Umar ra. kemudian meninggal terbunuh saat mengimami sholat subuh ditangan orang Majusi kafir yang bernama Abu Lu'lu'ah.
Maka semenjak itulah fitnah mulai menimpa umat ini dan tetap akan bergulir hingga akhir zaman. Dan Menjadi bukti awal, sepeninggal Kholifah Umar bin Al Khottab tepatnya dimasa kekholifahan Utsman bin Affan, banyak terjadi fitnah ditengah kaum muslimin, yang puncaknya sampai pada peristiwa terbunuhnya sang kholifah seorang sahabat mulia Utsman bin Affan ra. ditangan para pemberontak. Wallahu a'lam
Comments
Post a Comment